Belajar Sejarah? Simak Ulasan Wisata Sejarah yang Satu Ini
Minggu, 07 Juli 2019 Edit
Belajar Sejarah? Simak Ulasan Wisata Sejarah yang Satu Ini! Sejarah memang selalu menyenangkan untuk dibahas. Terlepas dari ungkapan ‘jangan sekali-kali melupakan sejarah alias jas merah’ kali ini kita akan membahas tentang sejarah sosok terkenal di Nusantara. Namun kali ini, kita akan membahasnya sembari berwisata.
Berbicara tentang wisata sejarah jayabaya pasti ingatan kalian akan mengingat sosok raja sekaligus peramal terkenal, bukan? Jayabaya atau Baginda Sri Aji Jayabaya merupakan raja dari Kerajaan Kediri. Beliau terkenal dengan ramalannya yang disebut Jangka Jayabaya.
Nah, artikel kali ini akan membahas tentang satu destinasi wisata yang dipercaya sebagai tempat ‘pamoksan’ dari Sri Aji Jayabaya. Wisata ini berada di bagian selatan Kabupaten Kediri. Tepatnya di daerah Pagu.
Meski tempat wisata sejarah jayabaya ini bisa dibilang kurang strategis. Yakni berada di daerah pemukiman bahkan dekat areal persawahan tidak membuat tempat ini lantas sepi pengunjung.
Wisatawan pun tak hanya dari Kediri saja, bahkan ada wisatawan dari luar daerah sampai luar negeri. Mereka semua datang ingin berkunjung, berziarah, sekaligus belajar sejarah di tempat ini. Ada beberapa pakar budaya disana yang bisa memberi penjelasan lebih jauj tentang siapa sosok beliau sebenarnya.
Namun sayangnya, banyak orang yang salah paham tentang apa itu sebenarnya wisata sejarah jayabaya. Banyak yang mengira ini adalah makam dari baginda raja Jayabaya. Ini salah kawan-kawan. Tempat ini bukanlah makam beliau, ini dipercaya sebagai tempat ‘pamoksan’ atau tempat terakhir dimana sebelum beliau ‘menghilang’.
Di tempat wisata ini nantinya kalian hanya akan menemui situs-situs bersejarah dan pendopo agung yang biasa digunakan untuk ngaji ataupun tempat istirahat wisatawan. Jangan heran, masih ada destinasi lainya, kok kawan-kawan.
Meski wisata sejarah jayabaya ini terkesan begitu-begitu saja, ada beberapa etika yang harus dipatuhi oleh wisatawan. Di antaranya usahakan ketika datang dalam keadaan suci, berwudhu bagi umat muslim dan tidak dalam keadaan datang bulan bagi perempuan. Gunakan juga pakaian yang sopan ya teman-teman.
Tadi disebutkan ada destinasi wisata lain di kompleks petilasan ini, bukan? Wisata lain itu adalah Sendang Tirto Kamandanu. Masih satu lokal dengan petilasan dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Tapi kalian harus menembus areal persawahan terlebih dahulu. Tapi tenang, jika tidak mau repot, masih ada jalan raya yang bersedia kalian lewati, lho.
Sendang Tirto Kamandanu ini berada tepat di tengah kompleks petilasan wisata sejarah jayabaya. Tempatnya begitu teduh asri dan menenangkan. Layaknya taman sari keputren, banyak sekali aneka warna dan rupa bunga. Banyak juga pohon teduh yang bisa dipakai untuk berpiknik.
Sendang Tirto Kamandanu sendiri berada tepat di tengah-tengah taman. Airnya yang jernih dan segar bahkan bisa di minum begitu saja oleh wisatawan, lho. Bahkan kalian bisa berendam di dakam sendang tersebut. Banyak siswa siswi yang menjadikan tempat ini sebagai tempat oenemouhan kegiatan ekskul mereka, pramuka misalnya.
Jika kalian merasa lapar, jangan khawatir. Di arela wisata sejarah jayabaya dan areal sendang banyak terdapat warung-warung makan ataupun sekedar warung kopi. Penjual snack dan mainan anakpun juga berjejeran disana. Jadi, tidak perlu khawatir ya bagi yang membawa serta anak-anaknya.
Hampir sama seperti di lokasi petilasan, disinipun berlaku etika yang sama. Karena kedua tempat bersejarah ini dikenal cukup keramat dan wingit, suasana sunyi amat di anjurkan. Mengingat banyak pula yang bersemedi atau berdoa ditempat wisata sejarah jayabaya ini. Jadi, cukup saling menghargai saja ya, kawan-kawan. Bukan kah negara kita memang multikultural? Terima kasih dan salam budaya.
Berbicara tentang wisata sejarah jayabaya pasti ingatan kalian akan mengingat sosok raja sekaligus peramal terkenal, bukan? Jayabaya atau Baginda Sri Aji Jayabaya merupakan raja dari Kerajaan Kediri. Beliau terkenal dengan ramalannya yang disebut Jangka Jayabaya.
Nah, artikel kali ini akan membahas tentang satu destinasi wisata yang dipercaya sebagai tempat ‘pamoksan’ dari Sri Aji Jayabaya. Wisata ini berada di bagian selatan Kabupaten Kediri. Tepatnya di daerah Pagu.
Meski tempat wisata sejarah jayabaya ini bisa dibilang kurang strategis. Yakni berada di daerah pemukiman bahkan dekat areal persawahan tidak membuat tempat ini lantas sepi pengunjung.
Wisatawan pun tak hanya dari Kediri saja, bahkan ada wisatawan dari luar daerah sampai luar negeri. Mereka semua datang ingin berkunjung, berziarah, sekaligus belajar sejarah di tempat ini. Ada beberapa pakar budaya disana yang bisa memberi penjelasan lebih jauj tentang siapa sosok beliau sebenarnya.
Namun sayangnya, banyak orang yang salah paham tentang apa itu sebenarnya wisata sejarah jayabaya. Banyak yang mengira ini adalah makam dari baginda raja Jayabaya. Ini salah kawan-kawan. Tempat ini bukanlah makam beliau, ini dipercaya sebagai tempat ‘pamoksan’ atau tempat terakhir dimana sebelum beliau ‘menghilang’.
Di tempat wisata ini nantinya kalian hanya akan menemui situs-situs bersejarah dan pendopo agung yang biasa digunakan untuk ngaji ataupun tempat istirahat wisatawan. Jangan heran, masih ada destinasi lainya, kok kawan-kawan.
Meski wisata sejarah jayabaya ini terkesan begitu-begitu saja, ada beberapa etika yang harus dipatuhi oleh wisatawan. Di antaranya usahakan ketika datang dalam keadaan suci, berwudhu bagi umat muslim dan tidak dalam keadaan datang bulan bagi perempuan. Gunakan juga pakaian yang sopan ya teman-teman.
Tadi disebutkan ada destinasi wisata lain di kompleks petilasan ini, bukan? Wisata lain itu adalah Sendang Tirto Kamandanu. Masih satu lokal dengan petilasan dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Tapi kalian harus menembus areal persawahan terlebih dahulu. Tapi tenang, jika tidak mau repot, masih ada jalan raya yang bersedia kalian lewati, lho.
Sendang Tirto Kamandanu ini berada tepat di tengah kompleks petilasan wisata sejarah jayabaya. Tempatnya begitu teduh asri dan menenangkan. Layaknya taman sari keputren, banyak sekali aneka warna dan rupa bunga. Banyak juga pohon teduh yang bisa dipakai untuk berpiknik.
Jika kalian merasa lapar, jangan khawatir. Di arela wisata sejarah jayabaya dan areal sendang banyak terdapat warung-warung makan ataupun sekedar warung kopi. Penjual snack dan mainan anakpun juga berjejeran disana. Jadi, tidak perlu khawatir ya bagi yang membawa serta anak-anaknya.
Hampir sama seperti di lokasi petilasan, disinipun berlaku etika yang sama. Karena kedua tempat bersejarah ini dikenal cukup keramat dan wingit, suasana sunyi amat di anjurkan. Mengingat banyak pula yang bersemedi atau berdoa ditempat wisata sejarah jayabaya ini. Jadi, cukup saling menghargai saja ya, kawan-kawan. Bukan kah negara kita memang multikultural? Terima kasih dan salam budaya.
